xxx

xxx

MERIAHNYA BUNGKUSAN DIES NATALIES 2010 AKPER PAMEKASAN





S
ebelumnya saya mulai karya ini dengan tak lupa membaca Basmallah… semoga karya ini bisa menyenangkan bagi setiap pembacanya, amien…
Dengan membangkitakan dan mengenang kenangan yang tak mungkin kita lupakan diiringi lagu kebangsaan panitia dies natalis 2010, Slima-Cantik; coca-cola-buka semangat baru; instrument renungan; melly-KCB, dan banyak lagi music pengiring yang lain, saya selaku ketua pelaksana berusaha untuk menuliskan ulang apa yang sudah kita jalani selama ini dengan harapan kenangan itu tidak hanya berakhir di pelaksanaanya saja…
Minggu 13 Juli 2010, sdr. MOH. JUFRIYANTO selaku sekretaris berhasil menyelesaikan LPJ, yang merupakan pertanda benar-benar berakhirnya kepanitiaan DIES NATALIES 2010 secara structural dalam rangkaian program kerja pengurus senat periode 2009-2010. walaupun telah berakhir secara structural, namun segenap teman-teman panitia dies natalies tetap memberi kesan yang amat terasa sangat di hati saya pribadi, dan mustahil kenangan-kenangan indah itu dapat saya lupakan bahkan sampai saat saya menutup mata kelak.
Beberapa bulan yang lalu, ketua senat kita periode 2009-2010 sdr. LALU BURHAN, mempercayakan kepanitiaan DN XII kepada saya selaku pengurus senat periode 2009-2010. Sebenarnya tidak ada hasrat untuk menolak kepercayaan itu, karena bagi saya pribadi keprcayaan itu adalah sebuah ksempatan bagi saya untuk benar-benar belajar seperti apa yang sering disebut-sebut oleh P.Nur sebagai “Hablun Minan Naas”. Dan yang jelas dengan terpilihnya saya sebagai ketua pelaksana DN XII saya pasti mempunyai tujuan yaitu sebuah “KESUKSESAN”. Dan dalam hal ini arti sukses menurut saya adalah sukses secara kepanitiaan, tidak ada atau minim gesekan di sana. Dan saat saya menutup acara DN itu sendiri saya melihat panitia DN itu lengkap, tersenyum penuh smangat, sama, bahkan melebihi senyuman saat saya meminang mereka semua untuk bergabung dalam kepanitiaan saya..
Untuk mendukung hal ini sdr penanggung jawab MEITHUN DJAFRIZAID, yang dalam hal ini merupakan atasan saya mengatakan bahwa ini adalah ksempatan baik untuk kaderisasi dan memilih pengurus senat untuk mewujudkan cita-cita para pendahulu kita. Memegang dan menjalankan semangat estafet yang diberikan mulai dari pengurus senat angkatan pertama.
Dengan beberapa persiapan pengurus inti yang diperkuat oleh panitia yang baru dan dengan iringan lantunan indah kalimat BASMALLAH, kita PANITIA DIES NATALIES ke XII siap MEMIKUL BEBAN DAN TANGGUNG JAWAB KEPANITIAN SAMPAI ACARA INI SELESAI. MENJALANI SUSAH SENANG, TAWA DAN TANGIS BERSAMA-SAMA.
Banyak hal yang kita rasakan, keluh kesah, bingung, amarah dan emosi berkcamuk dalam kepanitiaan kita, goncangan datang bertubi-tubi dari segala pihak ikut memeriahkan acara kita, semua itu adalah bukti nyata bahwa PERJUANGAN KITA TIDAK MUDAH!.
Selama 6 bulan kita berjuang bersama dari ujian ke ujian, dari praktik ke praktik. Bukan hanya tanggung jawab kita sebagai mahasiswa yang dipertaruhkan, tapi tanggung jawab moralitas kita kepada orang tua kita di rumah dan sebagai seorang TEMAN terhadap teman-temanya yang jadi jaminan kesuksesan acara kita. Selama 6 bulan kita bersama, tawa kalian, wajah kebingungan kalian, dan bunyi perut yang lapar   sering menemani dan menghiasi hari-hari kita. Selama 6 bulan kita merasakan betapa nikmatnya “TIDUR BERSAMA” menumpahkan jail di bantal yang sama. Malam lembur, pagi  berangkat kuliah mata merah pucat, dengan tanda hitam di bawahnya. Semua itu bukan masalah untuk menyelesaikan tanggung jawab kita. Saya ingat ketika saya selaku ketua pelaksana, bersama sdr. Kasie DANA USAHA, dan sdr. sekretaris pergi kedaerah pedalaman berburu sponsor dengan mengayuh sepeda ontel jam 20.00. Saat itu hukum karma berlaku,  melewati jalan berlumpur. Si BONY sepeda saya dengan manja minta digendong. Berjalan sejauh ± 100 m menggendong BONY seberat ± 50 kg bukan sesuatu yang mudah. Belum lagi terjebaknya saya dan sdr. Sekretaris di depan gerbang akper jam 23.00 malam. Hujan agak deras menggoda kita, dan banjir yang dengan setia menyelimuti kaki kedinginan kita. Bukan hanya itu, saya  ingat dan ikut terharu saat sdr. Penanggung jawab dan sdr2 Dari humas kecelakaan di perempatan lampu merah. Mungkin benar kata saudara ketua SENAT (2009-2010) mereka butuh perbaikan pola nutrisi. Terjeratnya sdr. Kasie PDAT oleh pasal SECURITY  di malam buta. Bingungnya HUMAS saat mencari lokasi dan kolega kesana-sini. Dan semangatnya seksi ACARA mengOtak atik rumusan masalah konsep berjalanya acara, serta bingungnya seksi KONSUMSI saat di tengah rapat terdengar teriakan “Lapar, saudara!!, Konsumsi!!!”, tak luput dari sorot kamera, wajah-wajah ngantuk seksi KESEKRETARIATAN saat mendesain dan mencetak keperluan acara. Oh, iya hampir lupa, wajah mengenaskan ketua pelaksana dan penanggung jawab saat diusir dari kuliah karena terlambat masuk. Bukan maen, semua bumbu itu diracik, dibungkus meriah jadi satu dalam acara DIES NATALIES XII, dengan tema pribadi “BERSAMAMU AKU BISA” seandainya bisa, saya benar-benar tidak ingin berpisah dari kalian semua. Merangkul kalian semua untuk mewujudkan tekad yang sudah kita bangun jadi satu…
Adanya antusiasme dari seluruh panitia juga begitu kental kita rasakan. Dari awal pembentukanya sumbangan kesejahteraan di area kantor kebangsaan kita banyak berdatangan. Mulai dari bantuan berupa beras, kopi, teh, gula bahkan magic com juga ikut meramaikan suasana. Dalam waktu beberapa hari kantor kebangsaan kita itu hampir sama persis seperti rumah kami. Anggota yang ada di dalamnya sudah seperti saudara sandiri.
Tapi konflik juga pasti ada, jika diibaratkan rujak, konflik adalah cabenya, gak ada cabe gak rame, lah…
Banyak kesalahan yang saya lakukan selaku ketua pelaksana, egois, dan yang sering disebut sebagai Otoriter, pelit dalam hal konsumsi dan kesejahteraan panitia. terserah teman-teman sekalian menafsirkanya seperti apa dan menanggapinya dengan apa. Tapi mungkin dengan ini pula, saya selaku ketua pelaksana ingin dengan sebenar-benarnya, meminta maaf jika ada salah kata dan perbuatan saya.
Namun, Hati siapa yang tidak hancur jika kita dipaksa menelan idealisme orang yang tidak sesuai dengan idealisme dan tujuan kita, padahal Cuma satu keinginan yang sudah sempat saya lontarkan kepada sdr.PENANGGUNG JAWAB dan bagian KEMAHASISWAAN, saya ingin kepanitiaan saya utuh, rukun dan akur. Tapi ternyata asas KEPROFESIONALISMEan yang jadi bahan utamanya. Entah seperti apa maksud dan tujuan, serta hasilnya. hanya yang merasakan dan yang berpikir, yang tau. Sakit memang beban yang saya tanggung, hingga serasa air mata ini tidak sabar ingin segera keluar dari peraduanya. Namun sesuai tujuan awal kepanitiaan saya. Saya selaku ketua pelaksana ingin menuliskan perjalanan KEPANITIAAN DIES NATALIS XII dengan indah. Karena memang sejak awal saya berharap acara ini bisa jadi kisah yang menarik untuk kita kenang.
6 bulan kita membangun sebuah keluarga kecil yang berjudul PANITIA DIES NATALIS ke XII, “setetes” KADERISASI diucapkan dan berikrar rapi dalam pembentukanya. Tapi entah karena faktor apa “tetesan” itu menguap, bersih bahkan tanpa kata…
Bukan saya sok membanggakan mereka, tapi menurut saya mereka pantas untuk mendapatkan itu. Mereka yang berjuang mati-matian selama 6 bulan. Berprinsip Ruang SENAT adalah rumah kita, melanggar aturan KELUARGA. dan mereka pula yang tau seluk beluknya kepengurusan kita seperti apa, tapi seperti uacapan sebelumnya. “tetesan itu menguap,  menghilang bahkan tanpa suara”.
Beberapa waktu setelah itu, angin baru berhembus dari arah yang sama, angin yang begitu pekat terasa “SAYA” rasakan. “memang, kita tidak gila jabatan, TAPI KITA TIDAK PERNAH MENGUNDURKAN DIRI” kata seseorang pengurus periode 2009-2010 pada “SAYA”. Beberapa waktu lamanya mereka menunggu sebuah “pengakuan (ia/tidak)” tapi ternyata pesan yang ingin kita terima bukan datang secara tertulis, tapi tersirat bersama hembusan angin tadi. Posisi yang seharusnya jatuh ke tangan yang pernah menjalani dan mmbangunnya ternyata jatuh ketangan-tangan baru. Buat apa mencari yang baru jika yang lama masih bisa berguna dan bekerja sama. Toh mereka juga yang selama ini berjuang untuk SENAT. Yang baru pun belum menjamin bisa sempurna. Tapi kalo memang itu konsekuensi yang harus kami terima untuk sebuah kesuksesan bersama suatu pihak. Maka kami akan menerimanya sebagai jawaban dari apa yang kami tunggu selama ini. Dan semoga itulah yang terbaik untuk kesusksesan kita kedepanya.
Terlepas dari semua itu melalui karya ini saya ingin menyampaikan kepada temen-temen sekalian panitia maupun bukan panitia. Terima kasih atas segala pertisipasinya. Dan saya juga ingin menyampaikan betapa bangganya saya memiliki kalian… bersama kalian kita bisa. Dan rumah tangga yang kita bina berazaskan “Kita bersama bukan karena sama-sama memiliki kelebihan, tapi kita bersama karena kita sama-sama memiliki kekurangan yang membuat kita bisa saling melengkapi”.
Rasa terima kasih saya ucapkan kepada berbagai pihak yang sudah rela mengorbankan dan meluangkan waktunya untuk kita. Direktur beserta Para staf dosen, buat pak Suraying, yang sudah sering memarahi, dan membimbing kami, mengurus kami sebagai seorang kakak, membina kami sebagai seorang guru (terima kasih juga, banyak yang bilang saya keren dengan jas bapak.). Bu Endang   yang sudah mau mendengarkan curhatan kami memberi saran dan bantuan yang membangun. Bijaksana sebagai seorang ibu. “alumni”, kakak-kakak pengurus senat 2009-2010, temen-temen mahasiswa sekalian. Dua orang wanita yang saya hormati dan saya banggakan di rumah dan di kampus yang menjadi peredam emosi saya dan yang selalu mengingatkan serta mndo’akan saya., juga kepada bapak SATPAM yang dengan setia selalu menjaga dan mengingatkan kami beserta menteri kebersihan yang selalu menyambut pagi kami. juga yang saya banggakan pihak-pihak tanpa tanda jasa dan tidak memiliki nama. yang ada di saat kami membutuhkan datang tepat waktu dan bersungguh-sungguh membantu kami seperti “apapun keadaanya” tidak mengharap dikenal, tidak mengharapkan nama. Anda-anda jauh lebih terhormat dibanding saya yang berjuang dengan pakaian dan nama sebagai ketua pelaksana. Semoga anda mendapat balasan yang setimpal untuk kenangan indah yang sudah anda tuliskan bersama PANITIA DIES NATALIES ke XII. Dan saya ucapkan selamat jalan bagi anda yang meninggalkan kami lebih dulu, salam hangat, penuh hormat, dan rasa terima kasih yang tidak sempat kami sampaikan, kami kirimkan lewat do’a, kenangan bersama anda di lampu merah pegadaian tak akan kami lupakan . .
Memang sulit menjadi sempurna di mata orang lain, tapi dengan saling mengingatkan mungkin akan membuat kita bisa jadi lebih dewasa, dan bijaksana. Salam spesial buat generasi 13 (kita ada untuk ditakuti) sarapan penghinaan dan hidup dengan cacian, itulah yang membuat kita berkembang. Terakhir yang ingin saya sampaikan. . . o, iya. Untuk kasie konsumsi, nasi pas malam JJS,nya enak lho, boleh tambah lagi ndak?. . .
Wassalam, sukses selalu!(by:13)